Dari anggur yang mudah ditemukan di pasaran, hingga anggur sultan yang berharga jutaan dijual di kebun kontemporer di Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, ini. Tidak hanya itu, kini turut dikembangkan juga anggur varietas terbaru yang bakal menjadi khas Kabupaten Bekasi.
“Intinya anggur khas Kabupaten Bekasi ini akan menghasilkan buah yang lebih besar dan rasa yang lebih manis,” kata Robi Murdani, petani anggur yang tengah mengembangkan varietas terbaru ini.
Pria yang telah belasan tahun menggeluti bidang pertanian ini, mencoba mengembangkan anggur di dataran rendah semisal Bekasi ini. Dia mengaku yakin anggur bisa tumbuh subur di cuaca panas lantaran sejarah buah kecil nan manis yang berasal dari Timur Tengah. Keyakinan itu pun yang lantas membuahkan hasil bagi perkebunan miliknya.
“Awal mula anggur itu kan dari Mesir sebelum dibawa ke Eropa. Jika dilihat, anggur justru hidup lebih subur di dataran rendah seperti ini. Dicoba di Bekasi dan alhamdulillah berhasil,” ucap dia.
Bukan sebatas cuaca, konsep berkebun anggur pun berhasil diubah oleh Robi. Dari harusnya ditanam di perkebunan yang luas, kini hanya ditanam di perkebunan kecil yang mirip dengan rumah kaca yang dinamai White Garden.
Kendati begitu, dari perkebunan kecil ini, dirinya telah memiliki anggur dari 300 varietas. Penerapan teknologi membantunya mengembangkan perkebunan dengan tanpa lahan berhektare-hektare.
Dalam satu bulan, sedikitnya 1.000 bibit terjual ke masyarakat yang hendak memulai berkebun. Bibit yang dijual bervariasi, dari varietas yang lazim ditemui hingga yang terhitung langka. Seperti jenis akademik dan Jupiter yang dihargai Rp125.000 per bibit, hingga jenis shine muscat yang mencapai Rp1 juta per bibit. Harga tersebut terbilang tinggi seiring dengan tingginya kualitas yang ditawarkan.
“Karena banyak yang jual murah tapi justru kualitasnya agak sulit. Sehingga bagi pemula sulit panen, makanya di sini agak tinggi harganya. Kemudian ada jasa pendampingannya juga,” ucap dia.
Tidak hanya dijual, beberapa dibagikan untuk pemberdayaan masyarakat sekitar. Soalnya, perkebunan anggur cocok untuk kondisi cuaca di Bekasi. “Anggur bisa ditanam hanya dengan di pot, bisa juga jadi hiasan. Maka kami coba untuk lebih memasyarakatkan itu,” ucap dia.
Sementara itu, terkait pengembangan varietas khas Bekasi, Robi menyebut masih dalam proses. Memerlukan konsisten dan dukungan lantaran pengembangan akan memakan waktu yang lama.
“Pengembangan bisa sampai tiga tahun, makanya perlu konsisten. Sejauh ini sudah berjalan 20 sampai 30 persen dan prosesnya positif. Namun tentu harus dilihat dari nanti hasil buahnya seperti apa,” ucap dia.
Dia berharap, pengembangan varietas ini mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah agar hasilnya dapat diproduksi lebih luas dengan melibatkan seluruh petani di Kabupaten Bekasi.
“Jika ada dukungan tentu nanti bibitnya bisa disebarkan ke para petani untuk diproduksi. Sehingga nantinya ada anggur khas Kabupaten Bekasi,” ucap dia.
Sebelumnya, Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan sempat mengunjungi White Garden milik Robi ini. Dani mengaku takjub dengan hasil panen anggur.
“Selama ini setahu saya belum ada kebun anggur yang berskala ekonomi dan bisa menjadi komoditas unggulan, kalau saya lihat di sini potensinya sangat bisa dikembangkan,” ujar Dani.
Untuk itu, dirinya mendukung penuh pengembangan anggur ini karena diyakini bisa menjadi komoditas unggulan.
“Potensi nilai jual yang baik di wilayah Kabupaten Bekasi. Kebun anggur menghadirkan petani anggur yang hebat, menjadi sumber ilmu. Saya juga memberi tantangan membuat varietas anggur lokal biar nanti hanya ada di Kabupaten Bekasi dan menjadi anggur khas asal Kabupaten Bekasi. Dan kami siap mendukungnya,” ucapnya.
Sumber: pikiranrakyat.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar