“Itu data dari Bank Sentral, bukan dari saya. Harusnya Pak Dedi cek langsung ke sana. Mungkin saja anak buahnya yang salah kasih laporan,” kata Purbaya kepada wartawan di kantornya, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, data yang disampaikan hanya bersifat umum dan mencakup seluruh pemerintah daerah di Indonesia, bukan secara spesifik untuk Jawa Barat.
“Saya tidak pernah menyebut detail data Jabar. Saya cuma bilang total dana pemda di perbankan meningkat, dan datanya bersumber dari sistem keuangan Bank Indonesia,” tegasnya.
Purbaya juga menyebut tidak perlu melakukan koordinasi langsung dengan Dedi Mulyadi soal hal itu. Ia menilai, Pemda Jawa Barat bisa melakukan pengecekan sendiri melalui laporan BI yang diperbarui secara berkala.
“Saya bukan pegawai Pemda Jabar. Kalau mau tahu detailnya, silakan cek sendiri ke BI. Data itu laporan resmi dari perbankan,” ujarnya.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi membantah keras pernyataan tersebut melalui video di akun Instagram pribadinya. Ia memastikan tidak ada dana Pemprov Jawa Barat yang disimpan dalam bentuk deposito sebesar Rp4,1 triliun seperti yang disebut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kementerian Dalam Negeri, Senin (20/10).
“Kalau memang ada uang Rp4,1 triliun di deposito, tunjukkan datanya ke saya. Saya sudah bolak-balik ke Bank BJB, kumpulin staf, periksa dokumen, tapi tidak ada catatan dana sebesar itu,” ujar KDM dalam video tersebut.
Pernyataan saling bantah antara keduanya kini tengah menjadi sorotan publik, terutama soal transparansi pengelolaan kas daerah dan koordinasi antar lembaga pemerintah pusat dan daerah.
Sumber : CNN Indonesia
Editor : Tia
 



 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar