Terkait tudingan kekerasan, MKP juga menolak keras. Ia menilai, isu tersebut sengaja dibesar-besarkan untuk mencari simpati publik. “Tidak ada tindakan kekerasan. Ini hanya alasan dia supaya mendapat dukungan dari media,” ucapnya.
MKP menjelaskan, perbedaan pendapat dengan RDA terjadi karena sang pegawai dinilai tidak menghormati atasan dan sering memotong pembicaraan saat diberikan arahan. “Saya hanya ingin meluruskan arah kerja supaya benar. Tapi setiap kali saya bicara, dia selalu memotong dan merasa paling tahu karena pengalaman kerjanya di bidang akuntansi,” katanya.
Menurut MKP, permasalahan ini seharusnya bisa diselesaikan secara internal, tanpa perlu dibawa ke publik. “Ini hanya masalah di tempat kerja yang dibesar-besarkan. Karena dia bawahan, mungkin merasa tidak bisa melawan secara langsung, jadi menggunakan media sosial untuk menjatuhkan saya,” tambahnya.
Sebelumnya, RDA melaporkan MKP ke Polres Metro Bekasi Kota atas dugaan pelecehan dan penganiayaan di tempat kerja.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Braiel Arnold Rondonuwu, membenarkan adanya laporan tersebut. “Kami sudah menerima laporan dari korban terkait Kepala SPPG di Bekasi,” ujarnya.
Polisi kini tengah mendalami laporan itu dengan memeriksa tempat kejadian perkara (TKP), melakukan visum terhadap korban, dan menjadwalkan pemanggilan saksi-saksi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Sumber : Kompascom
Editor : Tia
 



 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar