Insiden ledakan yang terjadi pada Kamis (6/11/2025) itu mengakibatkan sekitar 50 hingga 60 orang mengalami luka-luka, sebagian besar merupakan siswa. Wakil Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Wamenko Polhukam) Lodewijk F. Paulus menegaskan, benda yang sempat menghebohkan publik itu ternyata tidak berbahaya.
“Memang ditemukan benda menyerupai senjata, tapi setelah dicek, ternyata senjata mainan, bukan senjata sungguhan,” ujar Lodewijk saat meninjau langsung SMAN 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang menambahkan bahwa pada senjata mainan tersebut terdapat tulisan-tulisan tertentu yang kini sedang dianalisis lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
“Jenis senjatanya adalah senjata mainan, dan ada tulisan-tulisan tertentu di sana. Itu semua sedang kami dalami untuk mengetahui motif serta bagaimana pelaku bisa merakit dan melancarkan aksinya,” jelas Kapolri di Istana Presiden, Jakarta.
Selain memastikan jenis senjata, Kapolri juga mengungkap bahwa terduga pelaku ledakan sudah diketahui dan diduga berasal dari lingkungan sekolah yang sama.
“Informasi sementara, pelaku masih dari lingkungan SMAN 72 sendiri,” ungkap Jenderal Sigit dalam konferensi pers di Istana Merdeka, didampingi Mensesneg Prasetyo Hadi dan Seskab Teddy Indra Wijaya.
Ia menambahkan, saat ini polisi masih mendalami latar belakang, lingkungan rumah, dan motif pelaku. “Tim sedang melakukan pendalaman terkait identitas, latar belakang, dan hal-hal lain yang bisa mengungkap motifnya,” katanya.
Sementara itu, kondisi para korban kini berangsur membaik. Sebagian besar sudah diperbolehkan pulang, sementara dua korban lainnya masih menjalani operasi akibat luka serius.
“Kondisi korban mulai membaik, sebagian sudah pulang, dan dua orang masih dalam penanganan medis,” tambah Kapolri.
Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memastikan penyebab pasti ledakan, serta menjamin keamanan dan ketenangan bagi seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar.
Sumber : Detikcom
Editor : Tia




Tidak ada komentar:
Posting Komentar